Ini adalah kisah dari sahabatku...
Katanya sakit kalau dikhianati. Ah, aku belum pernah merasakannya. Sahabatku telah mengkhianatiku hingga membuat aku tidak bisa berteman seperti biasanya. Sahabat yang kupercaya tidak bisa menjaga kepercayaanku. Apa arti persahabatan jika kepercayaan tidak ada dalam hubungan ini. Sahabatku telah membuatku sedih dan berpikir hendak mengakhiri persahabatan ini, tapi mengapa aku tidak respek dengannya lagi setelah kejadian itu.
Sahabat yang kupercayai itu diam-diam menyatakan dia akan menikah dengan laki-laki yang dia tawarkan kepadaku. Padahal dia yang menjadi makcoblang perkenalanku dengan lelaki itu. Ah, enak benar tuh laki-laki diperebutkan dan rugi benar aku yang mau memperebutkan laki-laki seperti itu.
Sahabatku bukanlah orang yang salah seratus persen. Aku tahu itu. Aku tidak menyalahi semua ini terjadi karena dia sendiri. Tidak ! Mungkin dia juga sebagai korban. Ah, yang penting, aku tidak mau memikirkan semuanya lagi. Aku tidak mau memikirkan lelaki itu atau sahabat yang telah turun levelnya menjadi teman biasa atau teman ala kadarnya. Aku tidak membencinya. Aku juga tidak ingin membalas dendam dengan apa yang pernah dia lakukan padaku. Aku yakin bahwa setiap perbuatan akan ada balasannya.
Semoga sahabatku bahagia karena sebulan lagi dia akan menikah dengan lelaki itu.
Katanya sakit kalau dikhianati. Ah, aku belum pernah merasakannya. Sahabatku telah mengkhianatiku hingga membuat aku tidak bisa berteman seperti biasanya. Sahabat yang kupercaya tidak bisa menjaga kepercayaanku. Apa arti persahabatan jika kepercayaan tidak ada dalam hubungan ini. Sahabatku telah membuatku sedih dan berpikir hendak mengakhiri persahabatan ini, tapi mengapa aku tidak respek dengannya lagi setelah kejadian itu.
Sahabat yang kupercayai itu diam-diam menyatakan dia akan menikah dengan laki-laki yang dia tawarkan kepadaku. Padahal dia yang menjadi makcoblang perkenalanku dengan lelaki itu. Ah, enak benar tuh laki-laki diperebutkan dan rugi benar aku yang mau memperebutkan laki-laki seperti itu.
Sahabatku bukanlah orang yang salah seratus persen. Aku tahu itu. Aku tidak menyalahi semua ini terjadi karena dia sendiri. Tidak ! Mungkin dia juga sebagai korban. Ah, yang penting, aku tidak mau memikirkan semuanya lagi. Aku tidak mau memikirkan lelaki itu atau sahabat yang telah turun levelnya menjadi teman biasa atau teman ala kadarnya. Aku tidak membencinya. Aku juga tidak ingin membalas dendam dengan apa yang pernah dia lakukan padaku. Aku yakin bahwa setiap perbuatan akan ada balasannya.
Semoga sahabatku bahagia karena sebulan lagi dia akan menikah dengan lelaki itu.