Kehalalan suatu produk menjadi sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan bagi setiap muslim. Bukan hanya produk makanan, produk kecantikan, pakaian, tontonan, dan hubungan dengan lawn jenis pun harus menjadi perhatian khusus bagi setiap orang Islam. Bahkan jika diperlukan, kita harus menerapkan gaya hidup halal (halal lifestyle) itu dalam di segala bidang.
Halal Lifestyle Seorang Muslim
Halal lifestyle seharusnya menjadi ciri khas masyarakat muslim. Bukan hanya makanan, semua yang berhubungan dengan raga dan jiwa muslim harusnya bergaya hidup halal. Seperti penggunaan kuteks yang menjadi alasan kecantikan atau estetika.
Saya lihat tak jarang wanita muslim menggunakan kuteks pada kuku mereka. Sekilas memang tampak menarik. Namun, pemakaian kuteks membuat sholat wanita tersebut tidak bisa dikatakan sah karena air tidak sampai meresap ke dalam permukaan kuku.
Padahal ada loh alternatif lain jika ingin mempercantik kuku. IsIam telah memberikan solusi, yaitu penggunaan hena (pewarna) yang berasal dari tumbuhan. Penggunaannya pun tidak memiliki efek samping dan yang pasti akan membuat seorang muslim tidak ragu dalam beribadah. Inilah betapa pentingnya literasi halal lifestyle diberikan kepada masyarakat agar mempermudah dan membuat nyaman para penggunanya.
Pentingnya Literasi Halal Lifestyle
Tuntunan tentang kehalalan ini telah Allah swt. sampaikan dalam firman-Nya.
"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan [...]."
(QS. Al Maidah: 3)
Secara gamblang Allah swt. sebutkan hal yang haram sehingga kita bisa langsung mempraktikkannya. Namun, seberapa banyak sih edukasi yang diberikan kepada masyarakat tentang lifestyle halal ini? Televisi dan media sosial yang saat ini sering diakses oleh masyarakat seharusnya memberi ruang untuk membahas masalah lifestyle halal ini. Jika pun tidak mengkhususkan suatu acara tentang lifestyle, cukup membuat iklan yang mengajarkan bagaimana sebuah produk bisa disebut halal.
Oleh karena masalah halal ini penting, maka kita sebagai bagian dari masyarakat bisa ikut serta dalam membantu mengatasi masalah edukasi halal lifestyle ini. Edukasi halal ini pun saya lakukan kepada si bungsu ketika pulang sekolah TK siang kemarin.
Ketika saya menjemput si bungsu, dia merengek untuk dibolehkan memakan permen yang diberi oleh temannya. Karena kebiasaan saling bertukar bekal, si bungsu akhirnya menerima saja permen itu. Saya pribadi berprinsip tidak akan membelikan anak-anak permen jika tidak dalam keadaan terpaksa. Misalnya, saat dalam perjalanan, permen sebagai upaya untuk mengatasi mual atau mabuk.
Permen yang tadi disodorkan kepada saya untuk dibuka, lalu saya ambil dan teliti. Bentuknya sih unik karena dibentuk menyerupai kepala kelinci. Warnanya juga menarik. Wajar banget jika si bungsu menyukainya. Lalu, saya mencari label halal di sana. Oh tidak, saya tidak menemukannya di sana!
Otak saya bekerja mencari cara agar si bungsu mengikuti apa yang saya katakan. Akhirnya, saya ucapkan,"Ada label halalnya enggak, Dek?" Jawabannya tidak. Tanpa diberi tahu panjang lebar, wajah si bungsu langsung cemberut dan membuka bungkus permen tadi. Saya kira dia mau memakannya, ternyata tidak! Dia lalu melepaskan tangkai permen dan permen tadi digulingkannya di pasir.
Alhamdulillah, anak-anak saya sudah terbiasa diajak mengecek label halal dalam suatu kemasan makanan atau produk yang dipakai lainnya. Hal ini sangat membantu saya di kemudian hari. Dengan sendirinya, mereka tidak terlalu terganggu bila ada makanan yang disukai, tetapi tidak memiliki label halal. Mereka langsung membuangnya daripada tubuhnya dihinggapi barang yang haram.
Lifestyle Halal Keluarga Wajib Sedini Mungkin
Saat orang tua berusaha memperkenalkan bahan atau produk apa saja yang haram/ halal untuk dikonsumsi oleh anggota keluarga, maka wajib bagi orang tua untuk memberikan literasi kepada anak-anak. Orang tua sedini mungkin melakukan pengenalan kehalalan suatu produk kepada setiap anggota keluarga. Dalam hal ini sejak anggota keluarga mulai ada di alam rahim.
Alam rahim ibu yang terhubung langsung dengan anak akan menjadi magnet yang efektif untuk mengajarkan hidup halal sejak seorang baru menjadi janin. Tidak ada seorang ibu muslim pun yang ingin bayinya mencicipi atau menggunakan produk haram toh? Oleh karena itu dalam pemberian asupan nutrisi untuk ibu dan janin, kehalalan suatu produk harus diperhatikan.
Sampai bayi lahir, menjadi anak, bahkan sampai remaja setiap orang tua tetap harus mengingat anaknya agar tetap melakukan gaya hidup halal. Jangan karena ingin ikutan tren dan disukai teman, seorang remaja meninggalkan gaya hidup halal yang telah diterapkan sebelumnya. Seharusnya mereka juga bisa ikut andil dengan gaya hidup halal yang telah dilakukan. Mereka bisa mentransfer pengetahuan tentangnya kepada rekan sebaya sehingga literasi lifestyle halal ini akan terus berlanjut kepada orang lain.
Cara Mengajarkan Anak Bergaya Hidup Halal
Sebagai seorang muslim, saya memiliki prinsip bahwa apa pun yang saya kenakan, lakukan, dan makan harus berasal dari sesuatu yang sudah jelas kehalalannya. Ketidakjelasan akan suatu produk bagi tubuh akan membuat kekhawatiran tersendiri. Oleh sebab itu, saya akan mengusahakan gaya hidup halal ini kepada keluarga saya.
Adapun cara saya meliterasikan gaya hidup halal ini dimulakan dari diri sendiri. Lalu, saya akan mengajak anak-anak untuk melakukannya juga. Berikut ini cara saya mengedukasi anak agar bergaya hidup halal.
1. Menjelaskan ke dalam diri anak bahwa hidup halal itu sangat penting sebagai seorang muslim.
Seorang muslim itu harus menjaga semua hal yang dimakan atau digunakan untuk dirinya. Sebab, halal atau haramnya suatu barang akan berimbas pada perilaku dirinya.
2. Perkenalkan kepada anak produk atau perilaku yang halal dan haram dari penglabelan suatu produk.
Beritahukan juga kepada anak-anak akan dampak penggunaan produk halal bagi ibadah kepada Allah swt. Halal lifestyle ini pun berhubungan dengan lawan jenis. Ajarkan mereka bagaimana cara berhubungan dengan lawan jenis, yaitu dengan menjaga diri dari bersentuhan dan sebagainya. Semua ini bisa dilakukan dalam bentuk tontonan atau langsung saat suatu peristiwa terlihat di depan mata.
3. Mengajak anak-anak meneliti dan memilih sendiri makanan atau produk halal.
Ajarkan kepada mereka untuk menghindari produk-produk yang tidak halal (haram) atau subhat meskipun mereka menyukainya. Beritahu mereka bahan apa saja yang menjadi sebab suatu produk dikatakan haram.
4. Mengajak anak untuk melakukan halal lifestyle ini.
Biasakan memulai dari hal yang terkecil di rumah. Lalu, berlanjut ke teman sepermainan, dan seterusnya.
Memang tidak mudah membentuk kebiasaan bergaya hidup halal ini. Apalagi banyak hal yang mempengaruhinya. Seperti, teman-teman yang kurang peduli akan kehalalan suatu produk yang dikonsumsi atau dipakai.
Dengan terus mengedukasikan gaya hidup halal dalam kehidupan sehari-hari, saya yakin kebiasaan halal lifestyle ini akan terbentuk. Berkelanjutan adalah kunci. Lalu, jangan kasih kendor untuk semua hal yang dapat menyebabkan longgarnya penerapannya.
Saya yakin bahwa halal lifestyle yang bermula dari satu keluarga ini akan menjadi cikal bakal halal lifestyle di masyarakat. Bukankah minyak wangi akan menyebarkan aromanya ke seluruh ruang dan jalanan. Oleh karena itu, mulailah bergaya hidup halal dari rumah dan bawa kebaikannya untuk orang di sekitar.