Navigasi

Penelitian Anakon

[Enter Post Title Here]


BAB I
PENDAHULUAN


1.1   Pendahuluan
Bahasa merupakan cerminan jiwa. Dengan bahasa kita bisa mengkomunikasikan apa yang kita inginkan dengan orang lain dan sebaliknya. Kompleksitas bahasa ternyata tidak dengan mudahnya diperoleh seseorang. Ada proses yang mengikutinya, mulai dari kanak-kanak sampai dia memahami sendiri apa yang ada di dalam bahasa.
Seseorang sudah mengerti bahasa di mulai dari masa kanak-kanak, namun bahasa yang digunakan bukan bahasa yang benar secara gramatikal dan masa itu pun anak-anak hanya bisa menirukan apa yang dia dengan dari orang-orang di sekitarnya. Dengan bertambahnya usia, pemerolehan bahasa pun beralih menjadi pembelajaran bahasa. Hal ini ditandai dengan masa anak-anak mempelajari bahasa kedua secara formal di sekolah-sekolah. Dalam pembelajaran ini, anak-anak belajar bahasa dari orang lain, tidak hanya meniru.

1.2 Masalah
Pada makalah ini penulis akan meneliti kesalahan apa saja yang dilakukan oleh anak-anak ditinjau dari segi linguistiknya, penyebab kesalahan itu, dan kesalahan yang sering anak-anak lakukan dalam kegiatan berbahasa.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengatasi pemasalahan kesalahan berbahasa pada anak dengan melihat penyebabnya. Penelitian ini pun bertujuan sebagai salah satu tugas akhir dalam mata kuliah analisis kontrastif di Universitas PGRI Palembang.

1.4 Metode
Metode yang akan digunakan untuk menganalisis kesalahan berbahasa yang dilakukan pada anak kelas IV SDIT Al Furqon Palembang adalah metode yang diungkapkan oleh Tarigan, yaitu mengunpulkan data kesalahan, mengidentifikasi dan mengklasifikasi kesalahan, mengurutkan kesalahan, menjelaskan kesalahan, memprediksi kesalahan, memprediksi tataran kebahasaan yang terjadi kesalahan, dan mengoreksi kesalahan.
































BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Kesalahan Berbahasa
Kesalahan berbahasa tidak hanya dibuat oleh siswa yang mempelajari B2, tetapi juga dibuat oleh siswa yang mempelajari B1. Dalam pembelajaran bahasa kedua, proses pemerolehan bahasa pertama bagi pembelajar bahasa sama sekali tidak diperhitungkan.
Proses pembelajaran bahasa kedua yang dikembangkan berdasarkan analisis konstraktif tidak memperhitungkan bahasa pertama pembelajar, maka hal ini amat berpengaruh terhadap metode dan teknik pembelajaran dan teknik pemerolehan bahasa kedua. Dengan demikian proses pembelajaran hanya dipusatkan pada bahasa kedua sebagai sasaran pembelajaran.
Lado, Iskandarwassid (2009:88) dalam teorinya mengatakan bahwa pemerolehan bahasa kedua sedikit banyak keberhasilannya ditentukan oleh bahasa sebelumnya yang dikuasai oleh peserta didik. Menurut pandangan ini berbahasa kedua adalah proses transferisasi. Misalnya, jika struktur bahasa yang dipelajari memiliki kesamaan dengan struktur bahasa yang dikuasai peserta didik, maka terjadilah kemudahan dalam proses belajarnya. Kadang keasalahn berbahasa terjadi dalam memahami struktur kebahasaan itu sendiri.
Kesalahan yang dibuat oleh siswa pada saat mempelajari atau menggunakan B2 menarik perhatian para ahli, terutama para ahli yang bergerak dalam bidang pengajaran bahasa. Oleh karena itu tidak mengherankan jika banyak buku yang  ditulis untuk memperkenalkan pendekatan baru dalam pengajaran bahasa.  Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan analisis kesalahan berbahasa dan analisis kontrastif.


2.2   Klasifikasi Kesalahan Berbahasa
Kesalahan berbahasa anak-anak tidak serta merta terjadi, Slobin (dalam Iskandarwassid,2009:84) mengemukakan bahwa setiap pendekatan modern terhadap pemerolehan bahasa akan menghadapi kenyataan bahwa bahasa dibangun sejak semula oleh anak, memanfaatkan kapasitas bawaan sejak lahir yang beraneka ragam dalam interaksinya dengan pengalaman-pengalaman fisik dan sosial.
Kesalahan berbahasa merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performasi bahasa orang dewasa (dalam Tarigan, 1988: 141). Kesalahan berbahasa ini dapat dilakukan oleh siapa saja.
Menurut Tarigan (dalam Tarigan, 1988: 87), kesalahan berbahasa erat kaitannya dengan pengajaran bahasa, baik pengajaran bahasa pertama maupun pengajaran bahasa kedua. Kesalahan berbahasa itu mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa.
Ada empat klasifikasi kesalahan dalam berbahasa menurut Tarigan (dalam Tarigan, 1988: 145), yaitu ;
a.      Taksonomi ketegori linguistik, yaitu kesalahan yang berhubungan dengan fonologis, morfologis, sintaksis, dan leksikal (pilihan kata).
b.      Taksonomi siasat permukaan, yaitu penghilangan/ penambahan kata-kata dalam ucapan, salah formasi dan salah susun.
c.       Taksonomi komparatif, terdiri dari kesalahan perkembangan, antarbahasa, kesalahan taksa (kesalahan perkembangan), dan kesalahan lain.

2.3   Metodologi Analisis Kesalahan Berbahasa
Ada beberapa langkah kerja analisis kesalahan berbahasa yang akan digunakan dalam penelitian ini menurut Tarigan. 1990: 71), yaitu,
1.       Mengumpulkan data berupa kesalahan berbahasa yang dibuat oleh si pembelajar bahasa (siswa), misalnya berupa karangan, percakapan, dll.
2.       Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kesalahan berdasarkan kategori kebahasaan, misalnya kesalahan penglafalan, pembentukan kata, penggabungan kata, dan penyusunan kalimat.
3.       Mengurutkan kesalahan berdasarkan frekuensinya, kesalahan dilihat atau diurutkan berdasarkan tingkat keseringan terjadinya kesalahan.
4.       Menjelaskan kesalahan, yaitu menjelaskan sebab terjadinya kesalahan.
5.       Memperkirakan atau pemprediksi daerah kebahasaan yang rawa kesalahan
6.       Mengoreksi tataran kebahasaan yang rawan kesalahan atau bila mungkin menghilangkan kesalahan melalui penyusunan bahan yang tepat, panduan pegangan yang baik, dan teknik pengajaran yang serasi.
Metode yang digunakan oleh Tarigan ini didukung oleh Corder. Dalam melihat suatu kesalahan dalam berbahasa,  kita dapat melakukan prosedur analisis kesalahan. Corder (dalam  Pateda, 1989: 114) mengemukakan tiga tahapan menganalisis kesalahan, yaitu pengenalan (berusaha jangan salah tafsir), pemerian (perbandingan, ada data yang salah dengan data yang seharusnya atau data yang benar), dan penjelasan (menjelaskan penyebab kesalahan).

2.4 Jenis Kesalahan Kategori Linguistik
Ada pun yang menjadi pokok pembahasan kali ini adalah beberapa kesalahan yang termasuk kategori linguistik, yaitu kesalahan penggunaan ejaan (tanda baca, kata dasar, kata turunan, gabungan kata, bentuk ulang, kata ganti, kata depan, partikel, singkatan dan akronim, penulisan angka dan lambang bilangan, huruf kapital). Dalam hal ini yang termasuk kategori kesalahan linguisti adalah kesalahan dari segi morfologi, fonologi, sintaksis, dan semantik.

2.5   Analisis Kesalahan Tulisan Siswa Kelas IV SDIT Al Furqon Palembang
Tulisan ke-1, Putri Rifdah :
“ WakTu itu Saya Belajar Bahasa Indonesia kemuDian Saya Belajar Bahsa Indonesia lalu Saya mengarang mengarang Tentang Bahasa InDonesia kemuDian aDa yang  Suka mengajaR Bahasa inDonesia yaitu BunDa meli BunDa Meli itu orangnya Baik Dan selalu ceRia kaDang-kaDang BunDa meli suka cerita Tetang Dongeng atau nyata BunDa meli itu kaDang-kaDang sifatnya Baik sopan santun Suka ngomelin orang kemuDian orangnya Selalu ceRia Setiap haRi.”

Kesalahan Morfologi
  • Penulisan huruf besar dan kecil (hampir seluruh kata, huruf yang sering salah ditulis adalah huruf D (16x), R (4x), B (7x), S (7x), M (3x), T (3x), I (1x).
  • Penggunaan tanda baca titik (.) dan koma (,) yang tidak tepat.
  • Huruf yang kurang saat menulis sebuah kata, misalnya Bahsa (kurang huruf  ‘n’) dan Tetang (kurang huruf  ‘n’).
  • Penggunaan kata yang tidak baku, misalnya ‘ngomelin’.
2. Sintaksis
  • Ketidaksesuaian antara kalimat satu dengan kalimat lainnya dengan menggunakan kata hubung ‘kemudian’ yang berulang-ulang.
  • Penggunaan kata yang kurang tepat, misalnya ‘kaDang-kaDang BunDa meli suka cerita Tetang Dongeng atau nyata’.
3. Semantik
  • Kata sopan santun yang memiliki keambiguan makna.

Pembetulan :
“ Waktu itu saya belajar bahasa Indonesia. Saat saya belajar bahasa Indonesia, saya mengarang, yaitu mengarang tentang bahasa Indonesia. Ada yang suka mengajar bahasa Indonesia, yaitu bunda Meli. Bunda Meli itu orangnya baik dan selalu ceria. Kadang-kadang bunda Meli suka cerita tentang dongeng atau yang bukan. Bunda Meli itu kadang-kadang sifatnya baik, suka mengomeli orang. Orangnya selalu ceria setiap hari.”

Tulisan ke-2 oleh Jhody Sucipto :
“ Pagi ini pelajaran Matematika.tapi bunda herlinda sedang sakit diganti dengan ustad sunyoto tapi ustadnya mengajar kelas 6 jadi ditukar dengan b Indonesia sebelum belajar Sahel bilang “terpargok-pargok” Kami sekelas disuruh buat cerita oleh bunda meli aku tidak tahu ingin cerita apa ? yang belum selesai cukup banyak tapi kami harus selesai.”

Kesalahan Morfologi :
  • Penggunaan tanda titik (.), koma (.), dan tanya (?) yang tidak tepat.
  • Penulisan huruf awal nama orang yang salah, misalnya herlinda
  • Penggunaan huruf besar dak kecil yang tidak tepat, misalnya huruf M (1x), S (2X), H (1x), Y (1x)
  • Penggunaan kata yang tidak tepat, misalnya kata ‘cerita’ sebaiknya diganti menceritakan dan kata tapi diganti dengan tetapi.
2. Sintaksis
  • Penggunaan kata ulang “terpargok-pargok” yang tidak dimengerti maknanya.

Pembetulan :
“ Pagi ini pelajaran matematika, tetapi bunda Herlinda sedang sakit dan diganti dengan ustad Sunyoto. Karena ustadnya mengajar kelas 6, jadi ditukar dengan bahasa Indonesia. Sebelum belajar Sahel bilang, “terkejut-kejut”. Kami sekelas disuruh membuat cerita oleh bunda Meli aku tidak tahu ingin cerita apa ? Yang belum selesai cukup banyak, tetapi kami harus selesai.”

Tulisan ke-3 oleh Ayu P ‘Keinginanku di masa depan’ :
“ Aku ingin di masa depanku aku menjadi seorang yg sukses, dan aku ingin membahagia kan orang tua aku, Em…Em…apa lagi ya…Pokoknya banyak lagi deh, aku ingim membuat lukisan untuk mama dan papaku.
Ayu ingin sekali mendapat mobil dan dll yg aku suka, aku ingin mendapat segalanya dari mama dan Papaku, aku ingin melihat kota-kota yg bersejarah di Indonesia, Bersama deng keluarga ku dan sepupuku.
Aku ingin melihat foto-foto kakek dan nenekku, karena aku waktu aku masih di dalam perut mamaku kakek dan nenekku masih meninggal.”

Kesalahan Morfologi
  • Penulisan judul dengan huruf kecil di awal kata, sebaiknya ditulis dengan huruf besar di awal kata itu.
  • Penggunaan kata ‘aku’ yang berlebihan, sebaiknya dikurangi.
  • Penggunaan tanda baca koma (,) yang tidak tepat dan titik (.) pada penyingkatan kata dan lain-lain (dll), sebaiknya (dll.).
  • Penghilangan huruf pada kata ‘deng’ (yaitu huruf a dan n).
  • Penggunaan pronomina ku yang terpisah dari kata sebelumnya, misalnya pada kata keluarga ku, sebaiknya disambung menjadi keluargaku.

Pembetulan :
“ Aku ingin di masa depanku aku menjadi seorang yang sukses. Aku ingin membahagiakan orang tuaku. Em…Em…apa lagi ya…Pokoknya banyak lagi deh, aku ingin membuat lukisan untuk mama dan papaku.
Ayu ingin sekali mendapat mobil dan yang aku suka. Aku ingin mendapat segalanya dari mama dan papaku. Aku ingin melihat kota-kota yang bersejarah di Indonesia bersama dengan keluargaku dan sepupuku.
Aku ingin melihat foto-foto kakek dan nenekku karena ketika aku masih di dalam perut mamaku kakek dan nenekku masih meninggal.”



Tulisan ke-4, anonim ‘Aku ingin Menjadi Dokter’
“ Ketika aku TK aku bercita-cita menjadi dokter aku ingin sekali kalau cita-cita ku tercapai Tetapi kata papaku harus Rajin belajar. Dan rajin sholat dan berdoa. Aku bercita-cita menjadi dokter karena bisa mengobati orang-orang yang sakit dan menjadi sembuh seandainya aku menjadi dokter yang terkenal dan banyak langganan Tetapi sudah menjadi dokter tetapi kalau salah obat kayak mana kan nanti banyak yang protes nanti gak ada lagi yang mau berobat kan rugi.”

Kesalahan Morfologi
  • Huruf awal pada kata-kata di judul harus ditulis besar.
  • Terlalu banyak menggunakan kata hubung dan sehingga menimbulkan kerancuan.
  • Tidak tepatnya penggunaan tanda baca (.) dan koma (,) pada kalimat.
  • Penggunaan kata ‘gak’, ‘kan’, dan ‘kayak’.
  • Penggunaan pronomina’ku’ yang dipisah pada ‘cita-cita ku’ sebaiknya ditulis bersambung dengan kata ulang cita-cita.
  • Penulisan huruf besar pada kata ‘Tetapi’ dan ‘Rajin’, sebaiknya ditulis dengan huruf besar pada awal katanya.
Sintaksis
  • Kesalahan dalam penyusunan kata-kata, misalnya pada ‘Tetapi sudah menjadi dokter tetapi kalau salah obat’.
  • Pembuatan kalimat yang tidak lengkap sehingga membingungkan pembaca.

Pembetulan :
“ Ketika aku TK, aku bercita-cita menjadi dokter. Aku ingin sekali kalau cita-citaku tercapai, kata papaku harus rajin belajar, rajin sholat, dan berdoa. Aku bercita-cita menjadi dokter karena bisa mengobati orang-orang yang sakit menjadi sembuh. Seandainya aku menjadi dokter yang terkenal dan banyak langganan. Setelah menjadi dokter, kalau salah obat bagaimana jadinya...nanti banyak yang protes dan tidak ada lagi yang mau berobat, kan rugi.”

Tulisan ke-5, Tiara ‘Aku ingin menjadi dokter Anak’
“ Ketika aku masih kecil, aku sangat ingin merasakan jadi dokter itu. Itulah keinginanku masa depan. Aku ingin sekali menjadi dokter yang baik dan juga jujur, ikhlas, dll. Aku ingin sekali menjadi dokter yang terkenal banyak pelanggannya. Aku sih ingin terjadi kalo aku jadi dokter anak.

Kesalahan Morfologi
  • Penggunaan kata ‘kalo’, sebaiknya ditulis menjadi ‘kalau’. Kata ‘jadi’ diganti dengan kata ‘menjadi’.
  • Pada judul sebaiknya setiap kata, huruf awalnya ditulis besar.
  • Penggunaan kata juga, sebaiknya dihilangkan saja karena menimbulkan kerancuan.
  • Penggunaan kata hubung ‘dan’ sebaiknya dihapus.

Pembetulan :
“ Ketika aku masih kecil, aku sangat ingin merasakan jadi dokter. Itulah keinginanku di masa depan. Aku ingin sekali menjadi dokter yang baik, jujur, ikhlas, dll. Aku ingin sekali menjadi dokter yang terkenal banyak pelanggannya. Aku ingin menjadi dokter anak.”

Tulisan ke-6, Anonim ‘Tempat yang ingin kukunjungi’
“ Aku mengunjungi pTc karena disitu ada permainan yang berna fun world fun world itu banyak permainan seperti time zone di fun world pun banyak permainannya salah satu motor balap mobil dan masih banyak lagi permainan yang aku sukai diantaranya permainan tinju gulat tapi yang paling aku sukai adalah permainan animal kaiser karena permaina animal kaiser memakai kartu memang sama seperti dino duel tetapi dino duel tidak jaman lagi Sekarang yang jaman adalah animal kaiser kalana kalau kalah dapat kartu animal, miragle atau strong card cara mainnya mudah saya tahu permainan animal kaiser dari temanku nadir dia banyak kartu animal kaiser aku dikasih kartu olehnya terima kasih ya.”

Kesalahan Morfologi
  • Penggunaan singkatan yang tidak tepat untuk pTc.
  • Kurang huruf pada kata berna.
  • Penggunaan kata yang tidak baku ‘disitu’, sebaiknya diganti kata disana.
  • Penulisan nama orang, huruf awalnya kecil, untuk nama nadir.

Pembetulan :
“ Aku mengunjungi PTC karena disana ada permainan yang bernama fun world. Fun world itu banyak permainan seperti Time Zone di Fun World pun banyak permainannya. Salah satu motor balap, mobil, dan masih banyak lagi permainan yang aku sukai diantaranya permainan tinju gulat. Yang paling aku sukai adalah permainan animal kaiser karena permainan animal kaiser memakai kartu, sama seperti dino duel. Dino duel tidak jaman lagi, sekarang yang jaman adalah animal kaiser karena kalau kalah dapat kartu animal, miragle atau strong card. Cara mainnya mudah, saya tahu permainan animal kaiser dari temanku Nadir. Dia banyak kartu animal kaiser aku dikasih kartu olehnya. Terima kasih ya.”

Tulisan ke-7, Tashim ‘Ketika Aku ikut Lomba’ :
“Ketika Aku ikut lomba tilawah pada rabu lalu dan spelling hari ini tidak membuahkan hasil Pasalnya aku belum mempersiapkan diri karena belum mempersiapkan diri jadi aku kalah di setiap perlombaan contohnya tilawah Aku kalah karena sekolah lain itu sudah lama mempersiapkan diri tetapi tidak apa-apa yang penting ada pengalaman untuk sekolah Aku juga sering mengisi acara walaupun harus menang (menanggung malu) tapi tidak apa-apa.”
Morfologi
  • Penulisan huruf besar dan kecil yang salah, misalnya huruf  A (4x), R (1x), S (1X), P (1x).
  • Penggunaan tanda titik (.) dan koma (,) yang kurang tepat.

Pembetulan :
“Ketika aku ikut lomba tilawah pada Rabu lalu dan spelling hari ini, aku tidak membuahkan hasil karena aku belum mempersiapkan diri. Oleh karena hal itu, aku kalah di setiap perlombaan, contohnya tilawah. Aku kalah karena sekolah lain itu sudah lama mempersiapkan diri, tetapi tidak apa-apa yang penting ada pengalaman untuk sekolah. Aku juga sering mengisi acara walaupun harus menang (menanggung malu) tetapi tidak apa-apa.”

Tulisan ke-8, Siti Ardianti Putri Utami ‘ Tempat yang ingin kunjungi’ :
“ Pada suatu pagi, Ovie bersama temannya (Raina, Ogi, Septi, ARi, dan Ajeng) sedang lari-lari pagi di depan teman, di taman itu ada SeSeorang yang dikatakan gak waras tapi Ovie dan teman-temanya Gak percaya akan hal itu. Mereka memang sering pergi ke taman itu dan bertemu dengan  Orang yang gak waras itu. Penghuni Rumah itu yang sebenarnya sudah wafat jadi orang yang dianggap gak waras itu adalah anak dari penghuni Rumah itu. Dia menggila karena papa dan mamanya meninggal karena kecelakaan pesawat empat tahun yang lalu. Sebenarnya papa Ovie bersaudara dengan anak Penghuni Rumah itu (hihihi Serem yah) papa Ovie memang sering pergi kesana sambil membawakan makanan dan obat supaya anak penghuni Rumah itu bernama Rosih. Suatu pagi Rosih melihat spanduk yang berukuran sangat lebar, Rosih mengambil spanduk itu dan menempelkannya di depan Rumah bu tiara. Bu tiara keluar Rumah Sambil kaget kenapa spanduk ini ada didepan Rumah, ternyata dia melihat Rosih di samping Rumah. Buk tiara pun keluar memarahi Rosih. Hari ini adalah hari ulang tahun Rosih. Papa Ovie bersama keluarganya pergi kerumah Rosih. Ketika Rosih melihat Ovie Rosih langsung sembuh dari sakitnya dan Sekarang dia bisa kembali ke kantor warisan ayahnya.”
Kesalahan Morfologi
  • Penulisan huruf awal pada kata dalam judul yang kecil, sebaiknya ditulis besar.
  • Penggunaan huruf besar dan kecil (misalnya pada penulisan nama orang) serta tanda baca yang tidak tepat
  • Penulisan kata depan ‘ke’ yang seharusnya dipisah dari kata setelahnya.
  • Penggunaan kata ‘gak’ pada kalimat yang bukan ucapan langsung.
  • Penulisan kata ‘Buk’ yang salah untuk ibu.
  • Penggunaan kata ulang ‘lari-lari’ yang sebaiknya diganti ‘berlari-lari.’

Pembetulan :
“ Pada suatu pagi, Ovie bersama temannya (Raina, Ogi, Septi, Ari, dan Ajeng) sedang berlari-lari di depan taman. Di taman itu ada seseorang yang dikatakan tidak waras, tetapi Ovie dan teman-temanya tidak percaya akan hal itu. Mereka memang sering pergi ke taman itu dan bertemu dengan  orang yang tidak waras itu. Penghuni rumah itu sebenarnya sudah wafat. Jadi, orang yang dianggap tidak waras itu adalah anak dari penghuni rumah itu. Dia menjadi gila karena papa dan mamanya meninggal karena kecelakaan pesawat empat tahun yang lalu. Sebenarnya papa Ovie bersaudara dengan anak penghuni rumah itu (hihihi serem yah). Papa Ovie memang sering pergi kesana sambil membawakan makanan dan obat agar anak penghuni rumah itu bernama Rosih. Suatu pagi Rosih melihat spanduk yang berukuran sangat lebar, Rosih mengambil spanduk itu dan menempelkannya di depan rumah bu Tiara. Bu Tiara keluar rumah dengan terkejut bahwa spanduk ini ada di depan rumah. Ternyata dia melihat Rosih di samping rumah. Bu Tiara pun keluar memarahi Rosih. Hari ini adalah hari ulang tahun Rosih. Papa Ovie bersama keluarganya pergi ke rumah Rosih. Ketika Rosih melihat Ovie, Rosih langsung sembuh dari sakitnya. Sekarang dia bisa kembali ke kantor warisan ayahnya.”

Tulisan ke-9, Velia Andrini Fahira :
“ Pada suatu pagi di sekolah sevia, alia, vivi, Yola dan Lisa ada perlombaan mading dan mereka satu kelompok dan mereka menjadi kelompok ke II dan kelompok pertama adalah dari kelas yang disebelah mereka karena di sekolah ada 3 kelas dan kelompok ketiga kelas yang di pinggir.
Ketua kelompok pada kelompok mereka adalah sevia dan lombanya pada hari Rabu sedangkan sekarang  hari senin dan Pada saat istirahat mereka berlima mendiskusikan tentang lombanya. Pada hari selasa mereka membawa peralatannya seperti kertas karton, Gunting, lem, Plastik dan kertas untuk menulis cerita dan hiasannya.
“ Apakah hari ini kita membuat cerita” Tanya Lisa.
“ Ya karena besok kita bisa buat yang lain” kata Sevia. Merekapun membuat cerita untuk mading, mereka membuat cerita yang seru dan lucu dan juga bikin pintar supaya menang.
Pada hari rabu, saat perlombaan, Mereka berlomba di teras kelas masing-masing dan lombanya selama 30 menit, mereka sudah selesai, dalam waktu 25 menit, tapi mereka lupa memasang plastik di madingnya dan hari pengumumannya adalah hari Jum’at.
Pada saat pengumuman, hari jum’at mereka yang berlomba berkumpul di lapangan. Mereka menunggu saat itu dan juara pertama adalah kelompok ke II Hore….dan kedua kelompok ke III dan juara ketiga kelompok ke II. Mereka mengucapkan alhamdulillah, karena mereka menang.”
Kesalahan Morfologi
  • Penggunaan tanda baca titik(.) dan koma (,) yang tidak tepat.
  • Penggunaan huruf besar dan kecil yang tidak tepat dalam menulis nama orang, nama hari.
  • Penggunaan tanda pisah pada ke dan angka romawi.
  • Sering menggunakan kata ‘dan’ sehingga merancukan kalimat yang ada.

Pembetulan :
“ Pada suatu pagi di sekolah Sevia, Alia, Vivi, Yola, dan Lisa ada perlombaan mading dan mereka satu kelompok. Mereka menjadi kelompok ke-II. Kelompok pertama adalah dari kelas sebelah karena di sekolah ada 3 kelas dan kelompok ketiga kelas yang di pinggir.
Ketua kelompok mereka adalah Sevia. Perlombaannya dilaksanakan pada hari Rabu. Sekarang hari Senin, saat istirahat mereka berlima mendiskusikan tentang lombanya. Pada hari Selasa mereka membawa peralatannya seperti kertas karton, gunting, lem, plastik, dan kertas untuk menulis cerita dan hiasannya.
“ Apakah hari ini kita membuat cerita?” Tanya Lisa.
“ Ya karena besok kita bisa buat yang lain,” kata Sevia. Mereka pun membuat cerita untuk mading. Mereka membuat cerita yang seru, lucu, dan membuat pintar agar menang.
Pada hari Rabu, saat perlombaan, mereka berlomba di teras kelas masing-masing dan lombanya selama 30 menit. Mereka sudah selesai dalam waktu 25 menit, tapi mereka lupa memasang plastik di madingnya. Pengumumannya adalah hari Jum’at. Pada saat pengumuman, Jum’at, mereka yang berlomba berkumpul di lapangan. Mereka menunggu saat itu dan juara pertama adalah kelompok ke-II. Hore….Juara kedua kelompok ke-III, dan juara ketiga kelompok ke-II. Mereka mengucapkan alhamdulillah, karena mereka menang.”



Tulisan ke-10, Rosa Trifaza :
“ Sifat bunda Meli itu sedikit lucu dan kalau kami lagi belajar ada sedikit leluconnya juga.”Pokoknya seru deh.” Orangnya Ramah dan baik lagi.
Sudah itu kalau bunda meli mengajar kami gak pernah dimarah juga. Jadi kalau belajar bahasa Indonesia itu sangat seru deh. Tapi kalau bunda Meli marah bunda meli Cuma diem ngadapin kami. Jadi kami gak suka disana adalah kalau lagi marah. Tetapi bahasa Indonesia sedikit bosan soalnya banyak cerita. Dan bunda Meli itu paling gak suka kalau ada botol minum di atas meja soalnya nanti kalau gak sengaja kesenggol airnya tumpah dan bukunya basah.”
Kesalahan Morfologi
  • Penggunaan kata hubung ‘atau’, ‘dan’, ‘jadi’ yang tidak tepat.
  • Penulisan huruf kecil untuk nama orang dan huruf besar pada kata-kata biasa.
  • Penggunaan kata yang tidak baku, misalnya kesenggol (harusnya tersenggol), gak (harusnya tidak), diem (harusnya diam), ngadapin (harusnya menghadapi), Cuma (seharusnya hanya).

Pembetulan :
“ Sifat bunda Meli itu sedikit lucu kalau kami lagi belajar ada sedikit leluconnya.”Pokoknya seru deh.” Orangnya ramah dan baik lagi.
Sudah itu kalau bunda Meli mengajar kami tidak pernah dimarah juga. Jadi, kalau belajar bahasa Indonesia itu sangat seru deh. Saat bunda Meli marah, bunda Meli hanya diam menghadapi kami. Jadi, kami tidak suka disana adalah kalau marah. Bahasa Indonesia sedikit bosan, karena banyak cerita. Bunda Meli itu paling tidak suka kalau ada botol minum di atas meja karena nanti kalau tidak sengaja tersenggol airnya tumpah dan bukunya basah.”



2.6 Penyebab Kesalahan Berbahasa pada Pelajar
Kesalahan yang dibuat oleh siswa pada saat mempelajari atau menggunakan B2 menarik perhatian para ahli, terutama para ahli yang bergerak dalam bidang pengajaran bahasa. Oleh karena itu tidak mengherankan jika banyak buku yang  ditulis untuk memperkenalkan pendekatan baru dalam pengajaran bahasa.  Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan analisis kesalahan berbahasa dan analisis kontrastif.
Berdasarkan kenyataan menunjukkan bahwa orang Indonesia umumnya dan para siswa khususnya tergolong dwibahasawan. Bahasa Indonesia dianggap sebagai B2 bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Pengajaran bahasa Indonesia dimulai sejak taman kanak-kanak. Ini berarti bahwa pembinaan bahasa telah dimulai sejak dini. Namun ternyata masih terdapat banyak kesalahan dan persoalan dalam berbahasa Indonesia.
Persoalan kebahasaan yang dihadapi dalam pengajaran bahasa Indonesia ialah adanya pengaruh Bl (bahasa daerah atau bahasa ibu) terhadap B2 (bahasa Indonesia atau bahasa yang dipelajari). Pengaruh itu ada yang berkaitan dengan tata bunyi, tata bentuk kata, dan ada pula yang berhubungan dengan tata kalimat. Persoalan yang muncul bagaimana seorang guru bahasa dapat memberantas atau mengurangai pengaruh Bl terhadap bahasa yang sedang dipelajari para siswa? Salah satu cara yang diajukan melalui analisis kontrastif.









BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Berbahasa bagi setiap orang adalah sesuatu yang penting karena dengan berbahasa orang akan memahami apa yang akan kita sampaikan atau yang kita inginkan. Pada kenyataannya, banyak kesalahan yang dilakukan orang dalam berbahasa. Berbicara dan menulis yang merupakan produk berbahasa. Dari produk berbahasa itulah kita bisa melihat kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh orang.
Kesalahan dalam menulis sering terlihat jelas pada anak-anak sekolah, yaitu kesalahan dari morfologi dan sintaksisnya. Persoalan kebahasaan yang dihadapi dalam pengajaran bahasa Indonesia ialah adanya pengaruh Bl (bahasa daerah atau bahasa ibu) terhadap B2 (bahasa Indonesia atau bahasa yang dipelajari). Pengaruh itu ada yang berkaitan dengan tata bunyi, tata bentuk kata, dan ada pula yang berhubungan dengan tata kalimat.

3.2 Saran
Dengan melihat kesalahan yang dilakukan anak-anak SDIT Al Furqon Palembang, kita dapat mengerti penyebab kesalahan itu terjadi sehingga tidak terjadi kesalahan yang sama di kemudian hari. Ada beberapa saran yang bisa diajukan untuk pendidikan agar tidak terjadi kesalahan serupa, yaitu ;
  1. Hendaknya para guru menanamkan pemahaman yang lebih tentang kaidah berbahasa yang baik dan benar sejak dini, misalnya memberikan pelajaran ketatabahasaan yang lebih detail.
  2. Tugas memperbaiki kesalahan itu bukan hanya dilakukan oleh guru bahasa Indonesia, tetapi juga oleh semua guru.


DAFTAR PUSTAKA


Chaer,Abdul. 2009. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta : Rineka Cipta.
Pateda, Mansoer. 1989. Analisis Kesalahan. Flores: Nusa Indah.
Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar.2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. 
       Bandung: Remaja Rosda Karya.





















KESALAHAN BERBAHASA
SISWA KELAS IV SDIT PALEMBANG





Makalah
Diajukan Sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Analisis Kontrastif





Oleh : Meliana Aryuni





PROGRAM STUDI  BAHASA INDONESIA
PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI
PALEMBANG
2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung. Silakan berikan pendapatmu disini ya ^^

Fazzio di Hati, Keunggulannya Tidak Diragukan Lagi

Motor bukan lagi tentang seseorang itu memiliki uang atau tidak. Memiliki motor  sudah menjadi kebutuhan siapa saja pada masa kini, terutama...