Makanan menjadi sumber kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Tubuh kita membutuhkan makanan dan minuman untuk tumbuh dan berkembang. Begitu pentingnya makanan itu, maka alangkah sayangnya jika makanan itu terbuang sia-sia.
Kita sering tidak menyadari bahwa apa yang telah kita lakukan dengan membuang makanan itu bisa menjadi bumerang bagi diri kita dan generasi yang akan datang. Faktanya, ada sekitar 300 kg/ tahun setiap orang telah membuang makanan! Jumlah yang fantastik, bukan! Bahkan negara Indonesia termasuk negara terbesar kedua di antara negara-negara anggota G20. Prestasi yang tidak perlu dibanggakan, bukan?
Peristiwa ledakan di TPA Leuwigajah di tahun 2005 seharusnya menjadi pertanda bahwa sampah bisa menjadi ancaman bagi kehidupan manusia. Berbagai sampah ada di TPA dan jenis yang terbanyak adalah sampah sisa makanan. Sampah-sampah ini akan menghasilkan gas metana, yang akhirnya menumpuk di TPA dan keluar dalam bentuk ledakan.
Lahirnya Garda Pangan
Mengingat banyaknya sampah sisa makanan, Kevin Gani melakukan gerakan yang sangat baik untuk disebarluaskan. Sampah makanan ini bisa saja digunakan, bukan berakhir di TPA. Jika sampah makanan ini hanya berakhir di TPA tanpa ada penanganan yang baik, maka kejadian di TPA Leuwigajah mungkin saja akan berulang.
Sampah makanan ini memiliki dampak yang harus dipikirkan oleh semua pihak. Di lihat dari sisi ekonomi, sampah makanan ini tentunya akan menghabiskan atau menyebabkan kerugian biaya pupuk, bibit, dan tenaga. Dari sisi lingkungan, sampah makanan ini akan menghasilkan gas metana, yang 23x lebih berbahaya dari karbodioksida. Gas ini akan memberi kontribusi terhadap perubahan iklim. Terbayangkan jika sekarang saja iklim di bumi sudah tidak bisa diprediksi, apalagi dikemudian hari jika permasalahan sampah makanan ini tidak bisa di atas.
Sampah makanan ini pun memberikan pengaruh sosial. Lihatlah, di sekitar kita masih banyak orang yang membutuhkan makanan. Di Indonesia itu sendiri masih ada 19,4 juta rakyat yang kelaparan. Dengan adanya pemulihan terhadap sisa makanan, maka bisa memberikan makan kepada 61-125 juta orang atau 50% populasi rakyat Indonesia. Keren, bukan?
Garda pangan lahir dengan tujuan meminimalisir dampak negatif dari sampah makanan ini. Bisa dikatakan bahwa Garda Pangan ini adalah food bank. Sebagai food bank, Garda Pangan berfokus pada dua hal, yaitu mengurangi sisa makanan di Indonesia dan mengurangi kesetaraan akses pangan.
Kegiatan Garda Pangan
Sebagai food bank, bank makanan, Garda Pangan memiliki berbagai kegiatan yang bersifat non profit. Kegiatan pertama adalah food rescue from food bussines. Kegiatan ini bekerja sama dengan industri, distributor makanan/buah/sayur, rumah sakit, supermarket, dan lain sebagainya. Tim Garda pangan akan menjemput makanan, lalu memastikan keamanan dan kehigienisan makanan. Setelahnya, makanan itu didistribusikan kepada warga Surabaya yang membutuhkan.
Kegiatan kedua adalah Food Rescue From big Events. Dalam acara-acara besar seperti pernikahan, khitanan, dan hajatan yang melibatkan banyak warga, Garda Pangan akan menjemput sampah makanan itu, memulihkan makanan, dan memastikan keamanan dan higienisitasnya, lalu memberikan ke warga.
Kegiatan ketiga yaitu Gleaning on Farm. Pada dasarnya, kegiatan ini adalah kegiatan menyelamatkan makanan dari petani langsung. Misalnya, ketika sedang panen, Garda Pangan akan memanfaatkan sayuran/buah yang tidak lulus sortir atau diberi dengan harga miring).
Kegiatan keempat, organics waste treatment by BSF. Sampah makanan yang sudah tidak layak untuk dibagikan ke warga sekitar, maka akan digunakan untuk pakan magot. Dari residu magot ini akan dimanfaatkan untuk kebun komunal. Hasil dari kebun itu akan dibagikan ke warga.
Ikut Gerakan Garda Pangan, Yuk!
Gerakan Garda Pangan ini sangat baik untuk kita ikuti. Semua bisa berpartisipasi dalam kegiatan ini dari rumah loh. Tidak harus pergi ke Surabaya untuk mengikuti kegiatannya. Kita bisa memulai sebagai relawan dari rumah. Bagaimana cara agar kita bisa berpartisipasi dalam masalah sampah makanan ini.
Beberapa trik bisa dilakukan jika kita begitu ingin untuk melakukan gerakan kecil food waste di rumah. Pertama, kenali porsi atau jumlah makanan di rumah dengan cara memasak seperlunya dan secukupnya. Kedua, atur bahan makanan yang akan digunakan dan belanjalah dengan jumlah yang sesuai. Ketiga, berbagilah jika memang dirasa ada kelebihan makanan kepada orang lain. Keempat, jika memang sudah tidak bisa kita manfaatkan, maka kembalikan ke tanah untuk dijadikan pupuk atau makanan hewan.
Kita bisa melakukan hal sederhana dari rumah lewat sampah makanan yang kita miliki dan dikelola dengan baik. Yakinlah bahwa kontribusi kecil yang kita lakukan di rumah akan berdampak baik bagi masyarakat dan alam. Siapa lagi yang bisa mengatasi sampah makanan kalau tidak dari diri sendiri. Terima kasih Garda Pangan, kegiatan kalian sungguh menginspirasi.
#APA2025-ODOP/PLM/BLOGSPEDIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung. Silakan berikan pendapatmu disini ya ^^