Navigasi

SAUS dari Reza Riyady Pragita Mengalirkan Air Kehidupan di Desa Karangasem, Bali

SAUS Ala Reza


Seorang perempuan separuh baya berjalan dengan membawa derijen air menuju rumahnya yang jaraknya 5 km. Peluh membasahi seluruh pakaiannya, tetapi kaki terus melangkah demi membawa beberapa derijen air ke rumah. Tidak hanya wanita itu, banyak wanita lain yang berjalan membawa air dengan membawa lampu senter dalam kegelapan. Mereka semua adalah perempuan tangguh dari Karangasem, Bali.


Jika teman melihat perjuangan para wanita di sana, maka kalian akan tercengang. Wanita-wanita itu bukan hanya bekerja di rumah, mereka juga menjaga stabilitas finansial bagi keluarga dalam bentuk mencari air bersih. Meskipun jarak yang akan mereka tempuh jauh, medan yang dilalui berbukit dan berbatu, mereka tetap menjalaninya.


Permasalahan Penting itu Bernama Air


Wanita Karangasem

Bali yang menjadi tempat wisata bagi para pelancong dari dalam dan luar negeri telah mendapat citra baik di dunia. Orang lebih mengenal Bali dibandingkan Indonesia. Saat orang luar mendengar Bali, mereka tahu bahwa Bali adalah Indonesia. Citra Bali di mata dunia memang tidak kaleng-kaleng. Dengan pemandangan yang indah, keramahan warga di sana, Bali dapat memikat hati banyak pelancong. Namun, siapa sangka ketenaran itu tidak sebanding dengan keadaan yang ada di Karangasem, Bali.


Suasana prihatin menyelimuti hati Reza Riyady Pragita saat di jalan-jalan liburan ke Bali Timur pada tahun 2019. Di sana dia melihat bahwa warga sedang mengalami permasalahan dengan air bersih. Mahalnya harga air bersih di sana membuat warga tidak mampu membelinya. Jadi, sangat wajar saja jika ada warga yang merasa cukup mandi 1 kali selama 3 hari. Lalu, bagaimana dengan air untuk konsumsi? Mereka mencarinya ke tempat yang cukup jauh dari rumah.  


SAUS Ala Reza Riyady Pragita 

Perjuangan yang Reza Riyady Pragita lihat dari warga di sana mengajak dia berpikir untuk mengatasi masalah tersebut. Hatinya terketuk untuk membuat gerakan SAUS (Sumber Air Untuk Semua). Gagasan itu disampaikan kepada aparat setempat dan keliang adat. Reza hanya ingin warga bisa mengambil air dari tempat yang lebih dekat.

Program pembuatan bak air


Para warga dan aparat bersama-sama mencari sumber air yang bisa digunakan. Akhirnya, usaha itu menemukan hasilnya. Ada satu sumber yang bisa digunakan oleh warga. Usaha Reza tidak hanya sampai di sana. Memang sumber sudah ada, tetapi untuk menampung air dari sumber belum tersedia. Oleh karena itu, Reza mengupayakan untuk open donasi melalui kitabisa.com. Namun, donasi yang terkumpul hanya 2 jutaan. 


Melihat dana yang terkumpul tidak cukup untuk pembangunan bak penampungan air, Reza bersedih dan berujar,"Ngapai saya bantuin, itu kan bukan untuk saya juga?" Reza menghadapi tantangan bagi dirinya sendiri. Dia harus menguatkan tekad untuk terus melangkah.


Lalu, dengan bantuan personal dari bupati Klukung dalam bentuk uang dan publikasi. Reza terus menjalankan usaha sosial yang baik ini. Di tengah itu, orang yayasan bertanya dengan Reza tentang dana dari kegiatan SAUS ini. 


Saat itu Reza tidak bisa berkata-kata, dia hanya berdoa,"Ya Allah jika program ini baik, mudahkanlah. Jika tidak, maka biarkan saya legowo." Ketika kita yakin bahwa Allah sebaik-baik pengatur dan pemberi rezeki pada hamba-Nya, maka rencana-Nya tidak bisa diporak-porandakan oleh apa pun. Tanpa disangka, Reza ditelepon oleh seorang influencer, yang seketika memberikan dana untuk SAUS ini sebanyak 30 juta.


Dari dana itu, pembangunan bak penampungan air berjalan dan diresmikan pada Januari 2020 ditandai dengan turunya air hujan. Uang yang 30 juta tadi pun masih bersisa dan sisa uang itu dipergunakan untuk kepentingan masyarakat di sana. Para warga sangat senang dengan adanya bak penampungan air ini. Seorang nenek berkata kepadanya,"Terima kasih sudah bantu." Ucapan serupa berdatangan kepada Reza, termasuk juga dari Keliang adat,"Ini akan kami jaga banget."


Harapan Keberlanjutan

Meskipun masalah mengambil air dari tempat jauh sudah terselesaikan, tetapi masalah air ini akan kembali hadir bila kemarau tiba. Ya, itu karena sumber air yang ada hanya satu. Warga harus mencari sumber lain sehingga bisa menutupi ketika musim kemarau tiba.


Hal itu juga menjadi pemikiran Reza selain ada keinginan yang ingin dia wujudkan. Dia ingin masyarakat di sana mandiri, anak-anak mudanya tidak merantau sehingga bisa memajukan desa. Selain itu, Reza ingin desa itu memiliki perusahaan air mineral. 


Program SAUS yang telah digagas oleh Reza inilah yang akhirnya mengantaikan dia kedalam ajang bergengsi SATU Indonesia Award Astra pada tahun 2022. Menurutnya, apa yang dia lakukan di Karangasem, Bali tidak pernah terpikirkan akan mendapatkan Apresiasi SATU Indonesia Award. Yang dia inginkan hanyakan menjadi orang yang memberi manfaat bagi sesama.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung. Silakan berikan pendapatmu disini ya ^^

SAUS dari Reza Riyady Pragita Mengalirkan Air Kehidupan di Desa Karangasem, Bali

Seorang perempuan separuh baya berjalan dengan membawa derijen air menuju rumahnya yang jaraknya 5 km. Peluh membasahi seluruh pakaiannya, t...