Perjalanan siang ini akhirnya berakhir di sebuah gubuk di tengah kebun. Gubuk yang sudah beberapa tahun ini dibangun menjadi tempat persinggahan beberapa pekerja. Tidak luas ukurannya, tetapi cukup untuk menghelakan napas dan menyelonjorkan kaki sejenak.
Embusan angin dan gemesik bunyi 'sreekk ... sreekk ... menambah syahdu siang ini. Apalagi melihat burung pipit yang terbang di atas rumpun bambu. Betullah kiranya dedaunan bambu yang panjang dan banyak itu bisa menghasilkan oksigen. Saya merasakannya. Terbayang jika bumi ini dipenuhi oleh tanaman-tanaman semisal ini.
Alas gubuk yang saya duduki ini terasa dingin karena ada bambu-bambu yang terangkai rapi dan celah udara di sana. Benarlah kiranya, meskipun sudah beberapa tahun gubuk ini dibangun, bahan-bahan yang menyusunnya masih kuat. Dulu, tak begitu banyak uang yang dikeluarkan untuk membangun gubuk ini. Yang dibutuhkan hanya beberapa bambu yang di kerat menjadi beberapa bilah dan dirangkai sedemikian rupa hingga menjadi bangunan yang bisa digunakan untuk berteduh.
Dari sisi ekonomi, tanaman bambu sudah menjadi primadona di berbagai pelosok daerah atau kota. Di daerah perkampungan, bambu-bambu ini banyak digunakan sebagai pagar, jemuran, tiang untuk pondok, kursi, tirai, alas tidur, dan sebagainya. Bahkan bagian bambu yang muda atau disebut rebung sangat enak dikonsumsi bila dimasak gulai kuning, isian lumpia, tumis kering, dan lain sebagainya.
Saya ingat ketika waktu pertama tinggal di rumah yang saya tempati saat ini. Matahari begitu terik memasuki rumah. Maklum suhu siang sampai sore bisa mencapai 35° C. Melihat kondisi seperti itu, akhirnya saya berpikir bagaimana agar kenyamanan di rumah dirasakan. Teringat dengan sebuah tirai bambu di depan sebuah toko kelontong dekat rumah, saya segera mengecek di toko online. Ketemu! Tirai itu dijual dengan harga yang lumayan murah.
Untuk tirai ukuran 80x200, harganya tidak terlalu mahal, yaitu hanya 50 ribu. Menurut saya itu tidak sepadan dengan proses yang dilakukan sampai menjadi tirai. Buru-buru saja saya order tirai itu. Dalam beberapa hari tirai itu sudah sampai di rumah dalam kondisi aman. Dengan pemasangan yang mudah, saya segera merasakan manfaatnya.
Banyak sekali manfaat yang dihasilkan dari bambu ini. Dalam Permen Kehutanan tahun 2007 bahwa bambu adalah hasil hutan bukan kayu, tetapi pemanfaatan bambu ini bisa bermacam-macam tergantung jenis bambu yang digunakan. Ada bambu Ater, Pentung, Ampel, tali dan masih ada > 160 jenis bambu dengan ukuran yang bervariasi lainnya. Biasanya bambu Ater sering digunakan untuk tiang penyangga bangunan karena ukurannya yang besar, sedangkan bambu tali digunakan untuk pengganti tali jemuran dan bisa dikerat untuk dijadikan bahan pembuat kerajinan tangan.
Dari sisi sosial, di desa atau kampung, bambu sering dibuat menjadi jembatan, rakit, tempat pertemuan, dan sebagainya. Pemilihan panjang dan ukuran bambu sangat penting agar hasil yang diharapkan dapat terjadi. Bambu yang telah dibelah-belah menjadi bilah-bilah jika disusun dengan rapi akan menjadi dinding dapur. Dulu, dapur saya juga seperti itu.
Sambil berselonjor, saya mencoba membuka ponsel dan saya menemukan potensi yang luar biasa dari bambu ini. Tanaman bambu ini telah menjadi komoditis yang baik bagi negara dan mampu mengurangi dampak emisi karbon di sekitar kita. Dengan begitu, tanaman bambu ini dapat diolah menjadi salah satu akternatif energi yang terbarukan.
Bambu ini jika diolah dengan baik akan menjadi briket dan biochart (energi pada untuk rumah tangga dan industri), syngas dan biooil (bahan bakar cair), pelet bambu (untuk substitusi batubara). Sifat bambu yang mampu menyerap karbon diharapkan mampu mengurangi emisi dan membantu target pencapaian net zero emission 2060.
Kerennya lagi bambu ini sudah banyak digunakan masyarakat dari Sabang sampai Merauke dalam program-programnya. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah dalam upaya rehabilitasi kawasan bukit Menoreh, kabupaten Magelang. Bambu sangat bisa dijadikan media konservasi lingkungan karena kemampuannya yang mampu mengikat karbodioksida lebih banyak daripada kayu.
Karbodioksida itu akan diserap dan disimpan di bagian batang dan akar. Oleh karena banyak sekali manfaat dari tanaman bambu ini, alangkah baiknya pembudidayaan tanaman bambu ini diperluas. Penanamannya yang mudah dan dapat tumbuh di jenis tanah apa pun menjadikan tanaman bambu ini pantas untuk dikelola dan dimanfaatkan hasilnya.
Matahari sepertinya sudah agak redup, badan saya pun sudah sedikit nyaman. Saya harus berjalan kembali menuju rumah untuk menunaikan tugas sebagai ibu rumah tangga. Saya berdiri di depan bambu-bambu segar ini. Saya pandangi dedaunan bambu ini sampai ke atas. Biarlah mereka terus tumbuh, meninggi, berbiak dalam rumpun-rumpunnya. Mungkin suatu hari bila ada warga yang mau hajatan, bambu atau rebungnya ini akan dapat dimanfaatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung. Silakan berikan pendapatmu disini ya ^^