Navigasi

Cara Mendidik Anak Agar Disiplin dan Mandiri

Orang tua harus memperhatikan tumbuh kembang anak sejak dini. Perkembangan dari segi fisik atau jasmani, psikis, dan rohani seorang anak jangan sampai diabaikan. Perkembangan ini akan berkembang seiring waktu.


Meskipun begitu, orang tua harus mempersiapkan segala sesuatu sebelum fase yang dihadapi oleh anak berubah. Oleh karena itulah sebagai orang tua ada tanggung jawab besar yang harus diemban ketika anak-anak akan memasuki usia baligh. 


Cara Mendidik Anak dengan Disiplin

Disiplin waktu


"Dek, nanti subuh bangunnya jam 4.30, ya. Habis Subuh kita main maraton."

Pernyataan seperti ini mungkin sangat sering kita sampaikan kepada anak-anak kita. Sebenarnya, pernyataan seperti ini tuh bagian dari pendisiplinan. Waduh, udah kayak tentara aja, ya. Eh, iya, dong. Rosulullah saw. pun menganjurkan hal yang sama pada kita tentang disiplin ini. Dikutip dari web rumaysho.


“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Daud no. 2606, Tirmidzi no. 1212 dan Ibnu Majah no. 2236. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). 


Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam mendisiplinkan anak. Yang pertama, kita bisa mendisiplinkan anak dalam  disiplin waktu. Sederhana sekali, yaitu membiasakan anak untuk bangun pagi. 


Sebaiknya orang tua membiasakan anak agar bangun sebelum subuh. Bangun sebelum subuh itu banyak sekali manfaatnya. Dalam hadits di atas, bangun pagi akan memberikan keberkahan kepada kita. Saya sendiri merasakan manfaanya.


Salah satu keberkahan bangun di waktu pagi adalah mendapatkan doa dari nabi saw. Pada waktu pagi malaikat mengaminkan doa orang-orang yang berdoa pada Allah swt. Selain itu bangun pagi membuat kita bersemangat seharian.


Ini bukan omong kosong, loh. Rezeki bagi orang yang bangun pagi itu besar. Apalagi untuk para pengais rezeki di jalan, pedagang di pasar, dan untuk kita yang mencari sarapan di luar. Aduh, yang terakhir ada benarnya enggak sih hehehe.


Pernah lihat para pedagang di pasar yang sebelum subuh mengambil barang di pasar induk untuk dijual di pasar atau warungnya? Para pedagang ini sangat tahu bahwa telat sedikit saja, barang yang mereka cari akan habis. Begitu pun juga dengan kita yang suka bangun siang, jangan harap deh sarapan incaran kita masih nangkring di etalase kalau sudah lewat dari jam 6. Biasanya kudapan itu sudah habis. Nah, jadi nyesel kan ... kan ... kan.


Mendisiplikan anak bisa kita mulai dengan mendisiplinkan waktu. Ajarkan pada anak untuk tahu waktu. Mulai dari bangun pagi, kapan waktu mandi, makan, bermain (cek produk main di sini, ya), tidur, sekolah, dan lain sebagainya. Dengan disiplin waktu ini akan membentuk kebiasaan baik di dalam diri anak. Hidup anak menjadi teratur dan orang tua akan merasakan dampak positifnya.


Dampak Positif Mendidik Disiplin Bagi Orang Tua

Waktu mandi


Pendisiplinan itu bermanfaat bagi anak, juga bagi orang tua loh. Dalam hal disiplin waktu, saya sudah menjalankannya di rumah. Misalnya, disiplin waktu sarapan, belajar, makan siang, sholat, main, nonton, tidur, dan bangun tidur.


Soal disiplin waktu itu kok saya merasa menjadi orang tua yang beruntung, ya. Ketika waktunya, anak-anak sudah tahu apa yang harus dilakukan. Contoh, ketika jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, mereka dengan sendirinya akan merasa lapar dan kita akan makan pada saat itu. Jadi, setelah itu tidak ada makan.


Begitu pun dengan tidur. Setelah sholat isya', mereka akan merasa mengantuk dan tidur dengan mudah. Ini sangat membantu saya dalam mengerjakan aktivitas, seperti mengerjakan tugas riset keyword yang diberikan coach Zakia dan Marita ini. Tak bisa dibayangkan bila mereka belum tidur saat jam itu, tugas belum selesai, eh mumet ada hehehe. Jadi, sekarang enggak mumet, ya? Mumet juga sih, tapi dijalani aja.


Bila sudah tertanam di dalam diri anak waktu untuk melakukan aktivitas-aktivitasnya, maka orang tua tidak terlalu capek untuk mengingatkan kembali. Alias capeknya diawal pembiasaan saja dan setelahnya bikin nyaman aja. 


Cara Mendidik Anak Agar Mandiri

Selain disiplin, orang tua pun harus mengajarkan anak-anaknya agar menjadi pribadi yang mandiri. Ini penting sekali untuk dilakukan karena mereka tidak selalu bersama kita dan kita tidak selalu siap sedia dengan mereka. Apalagi bila usia sudah mendekati masa-masa akhir usia umat nabi Muhammad saw., yaitu 60-70 tahun. 


Menjadi pribadi yang mandiri itu tidak mudah, buktinya saya sendiri sering tidak mengikuti aturan yang telah dibuat. Misalnya, saya ingin mengajarkan anak bungsu saya agar mandi sendiri. Kenyataannya, setiap hari dia dimandikan dengan alasan nanti sabunnya habis, airnya enggak ada, lama, dan lain sebagainya. Apakah dengan cara seperti itu anak bisa mandiri?


Mandiri itu butuh keteguhan hati. Seperti halnya mendisiplinkan anak dalam hal waktu, membuat anak mandiri untuk melakukan kegiatan yang bersifat pribadi pun butuh keteguhan hati. Biasanya para ibu-ibu nih yang suka,"Daripada enggak makan, mending disuapin." Ada yang seperti itu?

Mandiri makan


Terus terang, saya kadang melakukannya. Pada saat anak enggak mau makan, uh serasa jadi beban pikiran saya. Mau enggak mau secara spontan otak menyuruh tangan untuk menyuapkan makanan ke mulut anak. Ini nih salah, ya. 


Beda dengan para bapak-bapak, kemandirian anak akan sangat cepat terbentuk. Ya, mungkin ini karena sifat kaum Adam yang tidak terlalu memikirkan hal seperti yang dipikirkan ibu-ibu. Yang penting, mereka mengajarkan mandiri saja. Mau makan atau tidak, itu sudah ada yang ngurus, ya ibunya heehe. Iya, apa iya?


Dampak Mengajarkan Mandiri Pada Anak Bagi Orang Tua

Mandiri main


Ketika anak kita sudah bisa melakukan kegiatan memasang pakaian sendiri, makan sendiri, mandi sendiri, bermain sendiri, belajar sendiri, tidur sendiri dengan waktu yang tepat, maka yang merasa beruntung siapa? Ya, orang tua dong! Kita tidak akan kesusahan lagi untuk melakukan kegiatan lain karena anak kita sudah bisa melakukannya. Waktu yang kita miliki pun bisa kita gunakan untuk mengerjakan hal-hal lain. Yang terpenting ada waktu me time bagi orang tua.


Wah, kalau begitu masa bebas banget dong bagi para orang tua kalau anaknya sudah mandiri! Enggak dong! Masih ada fase yang para orang tua harus mengajarkan segala sesuatunya pada anak. Masa ini sangat bisa membuat para orang tua berbenturan dengan keinginan anak, yaitu saat anak memasuki fase remaja.


Orang tua yang sudah mendidik anaknya dengan mandiri akan bernapas dengan lega. Hal-hal pokok bagi seorang anak untuk bertumbuh sudah terlampaui. Doa yang dipanjatkan setiap hari dan tawakal kepada Allah swt. adalah hal yang perlu dilakukan.


Peran orang saat itu hanya mengingatkan saja. Anak-anak sudah sedianya melakukan semua yang diajarkan oleh orang tua. Mereka sendiri akan menyadari bahwa disiplin dan mandiri itu memang penting.


Penutup

Seandainya anak-anak tahu lebih dini bahwa dibalik pembiasaan disiplin dan mandiri yang diterapkan di rumah akan membawa kebaikan di masa-masa selanjutnya, mungkin mereka akan mudah untuk mengikuti. Namun, keterbatasan daya nalar, pengetahuan, dan pengalaman pasti akan menimbulkan gejolak tersendiri di dalam diri anak.


Oleh karena itu, orang tua selayaknya harus terus mendukung dan memberi pujian saat anak-anak bisa melakukan perilaku yang diinginkan. Hitung-hitung pujian itu sebagai imbalan akan kebaikan yang mereka lakukan.






Sumber https://rumaysho.com/10045-keutamaan-bangun-shubuh.html






12 komentar:

  1. Setuju sekali mbak. Manfaat menanamkan disiplin dan mandiri sejak anak2 kecil, sudah bisa saya rasakan saat anak2 saya sudah remaja dan dewasa. Mereka sudah mempunyai tanggung jawab terhadap apa yg harus dilakukannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga menikmatinya. Misalnya, habis isya itu adalah waktu buat saya melakukan hal yang disukai. 😊

      Hapus
  2. ini nih mbak, kadang masih suka gesekan sama eyangnya dalam melatih disiplin dan mandiri ke anak. ada saran?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita punya hak untuk menerapkan aturan kita, Mbak. Jadi, mbahnya anak-anak juga gitu kalau kita nginep di sana, tapi saya beri pengertian terus kalau jam tidur itu sekian. Alhamdulillah mbaknya sudah mulai mengerti dengan aturan kita. 😊

      Hapus
  3. Berusaha menerapkan disiplin dan mandiri dari anak-anak masih kecil, Tantangannya luar biasa ya kak...hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget, ntar kalau sudah terbiasa ... enak bnget, Mbak😊

      Hapus
  4. Tantangannya buatku adalah diri sendiri. Hahahah kadang konsisten kadang nggak. Yaampun. Terimakasih ya mb udah diingatkan lewat tulisan inj

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak. Sebab itulah konsisten itu mahal harganya dan ga ada dijual di toko/mall terkenal hehehe

      Hapus
  5. Pinter banget putranya mbak, sudah paham jadwal2nya. Duh anakku diapain ya enaknya...ini emang ibunya yg ga pinter mengarahkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Peran ayahnya juga penting, Mbak. Pendisiplinan 1 orang tidak akan berhasil tanpa dukungan orang lain, Mbak.

      Hapus
  6. Disiplin dan mandiri, kemampuan yang anak harus miliki. Terima kasih atas sharingnya, Mbak

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung. Silakan berikan pendapatmu disini ya ^^

Fazzio di Hati, Keunggulannya Tidak Diragukan Lagi

Motor bukan lagi tentang seseorang itu memiliki uang atau tidak. Memiliki motor  sudah menjadi kebutuhan siapa saja pada masa kini, terutama...