Navigasi

Penting Banget untuk Diketahui oleh Para Suami

Siapa nih yang suka malas masak? Kerjaannya pergi ke warung beli makanan? Tinggal ambil apa aja dan hup ... hup ... hup....


Menjadi ibu rumah tangga (IRT) atau istri itu harus serba bisa dan serba bertenaga tentunya. Mulai dari pekerjaan yang paling ringan seperti menyapu sampai menjadi seorang tukang kebun adalah pekerjaan istri. Sepertinya kemampuan dan keahlian wanita ini sudah menjadi takdir untuk dirinya sejak kecil.

Menjadi istri



Dari Gadis Beralih Menjadi Ibu

Coba bandingkan keadaan seorang wanita semasa gadis dulu. Yuk, mari sejenak para istri mengenang masa lalu. Ah, masakan apa sih yang sering  dibuat oleh para wanita semasa gadis dulu? Nasi goreng? Atau hanya menanak nasi dan merebus air? Paling tidak para gadis bisa memasak mie goreng atau rebus dengan telur ceplok. Kegiatan itu pun biasanya dilakukan saat sedang sekolah/kuliah.



Namun, ketika libur, tidak banyak pekerjaan rumah yang  dikerjakannya. Alih-alih membantu, dia malah menghabiskan waktu dengan tidur, berleha-leha di kamar, atau hangout bersama teman. Pekerjaan rumah tidak tersentuh sama sekali.


Ketika masih gadis, seorang wanita tidak peduli dengan urusan rumah. Habis mencuci baju, pakaian ditinggalkan  hingga kering. Setelah kering pun yang melipat pakaian bukan dia, 'kan? Bahkan kebanyakan dari mereka  tinggal memakai saja pakaian yang sudah rapi di lemari pakaian.


Keadaan berubah saat berumah tangga. Semua yang tadinya tidak pernah dilakukan, akhirnya tanpa disadari tangan dan kaki langsung bergerak. Tak peduli berapa banyak pekerjaan di depan mata, tubuh ini telah siap menahan semua tugas itu.


Yang tadi tidak bisa masak, mendadak menjadi koki handal dengan resep sendiri. Ah, kalaulah bisa dipatenkan resep itu, maka sangatlah bisa. Masakan yang tersaji di meja makan beraneka ragam karena resep terbaru dari koki handal.


Tumpukan pakaian yang belum dilipat, piring kotor di tempat cuci piring, sebaskom besar rendaman pakaian yang siap dieksekusi, rumput yang mulai tumbuh di antara tanaman, mainan yang berantakan, dan debu-debu yang menempel diperlengkapan rumah menjadi pemandangan harian seorang ibu rumah tangga. Masya Allah,  bayangan yang tidak pernah ada sebelum menikah, bukan?


"Tegarlah karena hidup ini bukan tempat untuk mengeluh."


Menjadi Ibu Berarti Menjadi Pribadi yang Mandiri

Saat kau tidak bisa mengangkat galon, mau tidak mau kamu harus melakukannya. Tidak mungkin seorang ibu menunggu sampai suaminya pulang hanya karena air minum habis. Seorang ibu harus cekatan saat tubuh anak panas, sedangkan suaminya dinas di luar kota.

Pasangan muslim


Mandiri adalah kunci bagi seorang wanita untuk menjadi seorang ibu yang baik. Ibu yang baik dituntut bisa melakukan semua pekerjaan tanpa harus mengandalkan suami sebab dia yang selalu ada di rumah. Namun, tidak berarti karena kemandirian sang istri, suami berlepas diri dari menolong istrinya.


Suami yang Baik

"Biar ayah yang jemur pakaiannya, ya, Bu."

Aduh, romantis banget yang sang suami yang melakukan hal ini. Para istri yang mendapatkan suaminya melakukan hal-hal yang romantis seperti ini pasti hatinya senang. Seharian dia akan membuat suaminya senang. Tidak salah bila saat suami pulang bekerja, masakan favorit akan tersedia untuknya.


Kemurahan hati sang suami menambah kecintaan si istri. Perbuatan kecil yang dia lakukan sudah cukup membuat hati sang istri berbunga-bunga. Pastinya senyum sang istri selalu terkembang. Hari itu adalah hari yang berbahagia baginya.


Bila Malas Melanda

Tak selamanya seorang wanita atau ibu bisa terus fit melakukan pekerjaannya di rumah. Kelelahan kerapkali terjadi pada dirinya. Kelelahan fisik kadang memicu terjadinya konflik dalam rumah tangga. Salah meletakkan kunci motor pun akan menjadi masalah besar.


Seorang suami pada saat ini seharusnya tahu bahwa sang istri butuh diperlakukan khusus. Sang istri butuh waktu untuk mengatasi kelelahan fisik bahkan akan berakhir pada kelelahan psikis. Sayangnya, banyak suami yang tidak memahami istrinya padahal sudah puluhan tahun hidup berumah tangga.


Bila suami pengertian, dia tahu bahwa dia harus menolong sang istri. Misalnya, membiarkan istrinya mengatasi kelelahan itu dengan memberi ruang 'me time'. Sang suami bisa membantu istri mengerjakan tugas rumah. Mungkin sang suami bisa membiarkan istrinya tidur-tiduran dan main HP selama satu hari.


Para suami bisa saja membeli makanan kesukaannya. Tidak usah mahal, cilok pedas pun sudah cukup membuatnya senang. Bisa juga kau beri kejutan dengan mengorder kue kesukaannya. Mungkin pula kau bisa mengajaknya jalan-jalan untuk merefreshkan pikirannya. 


Yakinlah ketika istri sedang lelah fisik dan psikis, rumah tidak lagi menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan bagi penghuninya. Pertengkaran kerap kali hadir tanpa diminta. Hanya sulutan kecil bisa menjadi permasalahan besar.


Tolonglah Istrimu

Bergeraklah cepat! Belilah makanan jika istrimu sedang malas memasak. Uruslah anak-anakmu bila mereka ingin bermain dan makan. Bersihkan rumah karena kamu pasti bisa melakukannya.


Meskipun kamu tidak akan pernah bisa melakukan  pekerjaan rumah sesempurna istrimu, lakukanlah. Istrimu tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengatasi dirinya. Mungkin saja dia hanya membutuhkan waktu sejam atau bisa kurang dari itu.


Ingatlah beberapa hal ini, wahai para suami. Pertama, biarkan dia mengomel semaunya dan dengarkan saja. Tahanlah dirimu untuk tidak membalas omelan itu karena kau tahu hidup tanpa omelannya terasa sangat sepi. Umar ra. pun tidak bergeming saat istrinya memarahinya, lalu kenapa kamu tidak melakukannya?


Kedua, ajaklah dia bicara dari hati ke hati. Apa sebenarnya yang membuat dia berubah? Tanyakan juga kemaunya yang bisa kamu lakukan.


Ketiga, ajaklah dia sekadar menghirup udara segar, berjalan atau makan yang hanya berdua saja (jika memungkinkan). Jika tidak, maka carilah tempat untuk bersantai sejenak bersama dia dan anak-anakmu.


Tolong bantulah istrimu untuk membuat dirinya merasa dibutuhkan dan memang kenyataannya seperti itu. Jangan egois untuk menyatakan betapa berartinya dia bagimu. Banyaklah diam, kunci mulutmu dan buka hatimu untuk menerima bahwa memang rumah tangga tanpa bantuan istri akan berantakan.


Sayangnya Lebih Besar dari Rasa Sayangmu

Benarkan, lihat dia mulai keluar dari kamar. Dia mulai mencuci piring yang tidak sempat kau bersihkan. Dia mulai mengucek pakaian yang sudah berjam-jam kau rendam. Senyummu dipastikan akan mengembang melihat hal itu.


Istrimu adalah orang yang paling tidak tega melihat kau melakukan hal itu. Mungkin pula dia orang yang paling kesal ketika kau mengerjakan pekerjaan rumah tidak tuntas atau setengah-setengah. Dari semua ketidaktegaan itu, dia sangat tidak tega melihat anak-anaknya terlantar karena rasa malas yang melanda.


Betapa tidak mengenakkan ketika hal itu terjadi, bukan? Dunia seakan mencekam. Matahari seakan meredup, betul? Keceriaan di rumah menjadi hilang. Istri adalah suatu hal yang penting bagi kehidupan berumah tangga sehingga menjaga perasaan dan jiwa istri perlulah diupayakan.




16 komentar:

  1. Balasan
    1. Bersyukur suamiku kalo soal bantu ngurus rumah dan jaga anak bisa diandalkan.

      Hapus
    2. Ih, keren. Mbak Aliana. Hu um, kaknzul, betul banget kalau banyak suami yang hanya mengandalkan semua aktivitas RT pada istrinya padahal rumah tangga itu dibangun oleh 2 orang dengan jenis kelamin berbeda, ya, Mbak. Makasih udah mampir ya, Mbak-mbak.

      Hapus
  2. Artikel yg bagus kak, pengingat sekali ini untuk para wanita..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengingat bagi para suami dan istri, Kak. Terima kasih udah mampir, ya, Kak.

      Hapus
  3. Waah setuju sekali dengan pendapatnya mbak. Sekali-sekali istri juga butuh 'me time' dan suami juga sekali-sekali harus bantu kerjaan istri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hu um, Mbak. Biar balance, ya. Terima kasih sudah mampir ke sini, ya, Mbak.

      Hapus
  4. Jadi IRT bener sih yaa harus mandiri hihi...ga kebayang kalau galon apa gas habis, dan harus nunggu pak suami datang. Kehausan dan ga masak deh tu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe ... iya, Mbak. Di belakang anak-anak rewel minta makan 😁. Terima kasih sudah mampir, ya, Mbak.

      Hapus
  5. jadi pingin share artikel ini ke suami. bolehkah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh dong, Mbak. Biar suami tahu besar rasa cinta kepada suami dan anak-anak. Terima kasih udah mampir, ya, Mbak.

      Hapus
  6. Aamiin doa yang sama untuk Mbak, ya.

    BalasHapus
  7. menarik tipsnya, auto share link wkwkwk

    BalasHapus
  8. Ingat banget awal2 nikah, bener2 kaget dg perubahan menjadi istri apalagi langsung dikasih amanah hamil.. bener2 kaget hehehe ..

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung. Silakan berikan pendapatmu disini ya ^^

Surat Cintaku Untukmu, Wahai Diri

  Foto oleh John-Mark/pexels.com Untukmu diriku di Bumi Allah Dear diriku, Apa kabarmu, wahai diriku? Apakah kau masih setia kepadaku? Apaka...